Tidak ada yang mau jika website nya lemot ketika diakses banyak pengunjung, disitulah peranan cache untuk meringankan beban server karena permintaan browser, sayangnya server kita tidak bisa membuat cache sendirinya, maka disitulah peranan plugin untuk mempermudah kita dalam mengelola website.
Tapi perlu diketahui terlebih dahulu bahwa sebenarnya kalian tidak perlu plugin cache apabila masih memiliki sedikit pengunjung, tapi jika ingin menerapkannya itu tidak masalah.
Litespeed Plugin Cache

Walaupun bagi saya plugin cache dari litespeed namun sayangnya hanya optimal ketika digunakan pada web server berbasis Litespeed, entah itu openlitespeed yang enterprise
Tapi jika kalian kebetulan menggunakan hosting dan web server nya ada LSWS, tentu saja kalian wajib harus install pluginnya secara langsung. Karena benar-benar lengkap sekali fiturnya.
Kelebihan Litespeed Cache Plugin
- Mudah digunakan, untuk pemula dalam dunia wordpress tidak pusingkan.
- Fitur yang lengkap mulai dari object cache, lazy load, prefetch dns, sisanya dikerjakan otomatis oleh plugin itu sendiri
Kekurangan
- Tidak cocok atau kurang bekerja secara optimal untuk web server selain litespeed.
- Kurang memuaskan untuk developer atau paham tentang sistem wordpress.
WP Rocket

Sebenarnya saya suka sekali dengan wp rocket, karena kita tidak perlu sering mengaktifkan dan menonaktifkan suatu fitur agar cocok dengan website kita dan tidak membuat tampilan blog rusak.
Tapi sayangnya wp rocket merupakan plugin premium dan saya pernah mencobanya via nulled. Yang saya rasakan benar-benar aneh, dimana website saya terdeteksi malware oleh sucuri, jadi usahakan jangan pakai wp rocket nulled ya teman-teman.
Kelebihan
- Cocok untuk orang yang benar-benar pemula di bidang wordpress.
- Semua aktivitas dijalankan otomatis.
- Mengaktifkan gzip dan brotli
Kekurangan
- Berbayar
- Kurang cocok untuk advance web developer
W3 Total Cache

Bagi kamu yang ingin belajar menjadi web developer yang handal dalam bidang wordpress, wajib gunakan W3TC. Karena banyak sekali opsi fitur yang diberikan, bahkan saya pun pusing dikarenakan harus mengkonfigurasi settingan yang begitu ribet.
Oleh karena itu, apabila kamu masih beginner wordpress harap jangan gunakan plugin ini, tapi tidak masalah apabila ingin belajar tanpa mengurangi fokus untuk buat artikel.
Kelebihan
- Bisa menggunakan object cache kedua data Struktur, yaitu redis atau memcached
- Cocok untuk web developer
- Banyak fitur yang diberikan
Kekurangan
- Tidak user friendly
- Sulit digunakan
- Perlu memahami dasar server
Penutup
Jadi plugin cache mana yang terbaik? Bagi saya Litespeed Cache Plugin karena lebih mudah dan lebih optimal jika digunakan dengan web server aslinya. Saya melihat beberapa data bahwa LSCP menang dari semua plugin.
Baca: Berapa Banyak Maksimal Plugin Yang Diinstal Pada WordPress
Ini ada gambar grafik perbandingan dari semua plugin cache, sayangnya ini merupakan klaim sepihak dari Litespeed, jadi kurang tahu apakah ini benar atau tidak datanya dalam gambar dibawah. Tapi sejauh ini saya gunakan benar-benar memuaskan dan untuk forumnya pun masih aktif sampai sekarang.
